MEREKA DAPAT SEKOLAH…..
PROGRAM BEASISWA PEDULI PENDIDIKAN
Pendidikan adalah hal yang utama di dalam kehidupan era masa sekarang ini. Sejauh kita memandang maka harus sejauh pula kita harus memperlengkapi diri kita dengan berbagai keilmuan. Diawali dengan Taman Kanak-Kanak, kemudian Sekolah Dasar, atau Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Lanjutan Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, atau Madrasah Aliyah, dan perguruan Tinggi. Semuanya merupakan bagian dari dunia pendidikan, yang secara sadar atau tidak, ketergantungan sebuah bidang pekerjaan dimasa sekarang ini dengan dunia pendidikan adalah sangat tinggi. Bahkan, banyak yang mempertanyakan seorang lulusan Perguruan Tinggi hanya lantaran jenis pekerjaan yang dipilihnya.
Pendidikan sangatlah penting, terbukti hampir kebanyakan dari kita saat ini merasakan manfaat dari setelah kita mengenyam pendidikan. Bahkan, penulispun merasakan betapa syukur tak terkira pada saat di Sekolah Dasar dulu diajarkan untuk membaca dan menulis. LAZIS Sabilillah melalui program Beasiswa Peduli Pendidikan dengan criteria pemberian yang pertama adalah dari keluarga yang tidak mampu atau fakir miskin, yatim atau piatu, kedua anak yang putus sekolah atau tidak mempunyai biaya untuk sekolah. Dan untuk sementara ini pemberian Beasiswa Pendidikan maksimal hanya sampai Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama serta akan lebih diutamakan apabila anak yang bersangkutan mempunyai berprestasi. Yang pada setiap bulannya semua akan menjadi catatan tersendiri bagi evaluasi peningkatan serta pendampingan.
“Pada periode recovery ini jumlah anak asuh LAZIS SABILILLAH tercatat 120 anak, baik yatim dan dhuafa. Yang hampir kesemuanya kita support secara mental maupun material untuk terus mengenyam pendidikan tanpa terkecuali”. Jelas Sofian Arief selaku Manager Pendistribusian dan Pendampingan.
Lebih lanjut Sofian Arief menjelaskan bahwa dari 120 anak tersebut terdiri dari beberapa tingkat pendidikan. Antara lain, TK 12 anak, SD 73 anak, SMP 31 anak, SMA atau SMK 4 anak. Yang kesemuanya mendapatkan perhatian secara berimbang dan terkontrol. “Selain itu, proses pemberian santunan juga melalui beberapa catatan evaluasi, yang pertama, yakni wajib untuk mengikuti pembinaan dan kajian setiap tanggal 10, kedua, wajib memberikan laporan tentang permasalahan anak, dan yang ketiga wajib mengikuti setiap kegiatan pembinaan yang dilaksanakan lembaga. Baik itu privat gratis atau kajian akhlak dan ibadah (ngaji).
Sejak tahun 2003 kemarin, tercatat 180 anak asuh yang telah tercover biaya pendidikan serta mendapatkan pembinaan. Ust. Sulaiman menambahkan “Sistem recovery contract kita terapkan sejak tahun 2007 lalu, dengan tujuan pemberian batasan serta target bagi peningkatan anak asuh dan juga keluarga binaan yang kita dampingi. Karena dengan begitu, semakin terlihat seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan serta mengembangkan pendidikan anak asuh itu, selain itu, akan semakin banyak pula anak-anak putus sekolah dan yang membutuhkan biaya untuk sekolah yang telah “antri” untuk mendapatkan bantuan akan tertangani serta terperhatikan. (M@:Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar